Gerakan Rumah Pencegahan Bayi BGM dan Pemulihan Stunting.
Pemongkong,08 September 2023|Berita Desa.
Tim Percepatan Penurunan Stunting Desa Pemongkong , Kecamatan Jerowaru, Kabupaten Lombok Timur,Provinsi NTB bergerak cepat melakukan konsolidasi penanganan Stunting secara intensif di lokasi khusus yaitu Dusun Erot dan Dusun Ujung.
Semenjak dilantik Pada Tanggal 17 April 2023, Kepala Desa Pemongkong Rudi Muliono,S.Sos melalui PKK Desa mencanangkan Kegiatan penanganan stunting secara kontinue dengan menyasar pada keluarga yang memiliki BGM dan Ibu hamil KEK.
Jumat (08/09/2023), Ketua PKK Desa Pemongkong Rifta Muthia Muliono menangani Kasus Bayi BGM atas nama Kamarudin yang beralamat di Dusun Ujung Desa Pemongkong Kecamatan Jerowaru Ke PKM.
Bahkan untuk mengendalikan angka stunting ini, TPPS Desa Pemongkong melakukan kegiatan tidak terbatas pada lokus saja, akan tetapi semua dusun yang ada di Desa Pemongkong menjadi target operasinya.
Sehingga untuk menjalankan tugas-tugas TPPS Desa secara terorganisir dan terpadu dibuatlah sebuah Gerakan. Gerakan ini merupakan spirit untuk membangun dan meningkatkan partisipasi serta kesadaran seluruh masyarakat desa dalam penurunan stunting di tingkat desa.
Dalam keterangannya, Kades Pemongkong Rudi Muliono,S.Sos, bahwa Gerakan ini berlandaskan pada upaya peningkatan kualitas penggunaan atau pemanfaatan Dana Desa yang dinilai kurang efektif dan optimal dalam penanganan Stunting di tingkat desa.
Lebih lanjut, Rudi Muliono,S.Sos menjelaskan bahwa terkait prevalensi stunting Tahun 2022 dari data yang dirilis Puskesmas menunjukkan angka BGM dan Ibu hamil KEK memang diakui relatif cukup tinggi, meskipun program pencegahan stunting yang dilakukan desa sebenarnya sudah cukup baik.
Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya alokasi penggunaan Dana Desa setiap tahun anggaran pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa untuk program pencegahan Stunting melalui Posyandu, tegas Kades Pemongkong.
Alih-alih angka Stunting turun, kenyataan berkata lain, Desa harus rela menelan pil pahit, yang terjadi justru berbanding terbalik, angka stunting pun masih belum bisa dikendalikan, tandas ayah satu putri dan putra ini.
Oleh karenanya, kata Kades yang tampil selalu bersahaja ini, tujuan yang ingin dicapai dari Gerakan ini adalah percepatan penurunan stunting, mencegah terjadinya stunting dan memperbaiki status gizi Balita dengan BGM atau Bayi Garis Merah.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi, tanya Redaksi Berita Desa, seketika itu juga dengan nada cepat dia menjelaskan faktor penyebabnya tidak lain adalah rendahnya tingkat kesadaran masyarakat desa tentang arti penting menjaga Kesehatan.
Sehingga untuk memastikan setiap pemberian makanan tambahan benar-benar sampai dan dikonsumsi oleh BGM dan Ibu hamil KEK, PKK Desa Pemongkong melakukan tiga strategi pencegahan dan pemulihan Stunting.
Pertama dengan menyediakan Rumah Pencegahan dan Pemulihan Stunting di desa. Rumah ini diharapkan mampu memberikan pelayanan dalam bentuk Dashat atau Dapur Sehat Atasi Stunting, penyuluhan PPL KB.
Kedua, lanjutnya, menempelkan Sticker di rumah warga yang terdapat BGM dan Ibu hamil dengan status KEK.
Tujuan sticker ini hanya untuk memberikan perhatian khusus agar dalam 14 hari kemudian status Balita dengan kondisi BGM berubah menjadi Bayi dengan garis kuning, tambah Kades Pemongkong Rudi Muliono,S.Sos.
Ketiga, Menunjuk Ketua TP-PKK Desa Rifta Muthia Muliono sebagai Bunda Bidan Bita, ucap Kades.
Tugas Bunda Bidan Bita diantaranya, berkunjung ke rumah yang ada sticker bertuliskan dalam Pengawasan MIZI BIDAN BITA bersama tim gizi yang ada di desa untuk mengecek Kesehatan BGM dan Ibu Hamil KEK.
Setelah itu, lanjut Kades Rudi Muliono,S.Sos, melakukan pendampingan pada Rumah Pencegahan dan Pemulihan Stunting dan yang terakhir menyediakan bahan baku makanan bergizi di Rumah Pencegahan dan Pemulihan Stunting melalui pos kegiatan operasional PKK. (Mukmin Sasaka)***